Jumat, 26 September 2014

Cogito Allah Sum!

Tuhaan.. sungguh maaf, atas segala kata yang membuat Engkau kecewa
aann..  Tuhaann.. sungguh maaf, atas segala tingkah yang membuat Engkau marah
Tuhaann.. sungguh maaf, atas prilaku dan hati yang tak kutempatkan dengan semestinya
Aku rela Tuhan, sungguh aku rela tak berjodoh dengannya jika menurutmu semua ini salah.
Maafkan aku, sungguh maafkan aku.
Bukan perkara mudah, saat aku mencarimu. Lalu kini setelah aku menemukan-MU, sungguh maaf jika ada manusia yang justru mengalahkan cintaku pada-Mu
Jika cintaku padanya membuat-Mu cemburu, sungguh kurelakan ia..
Sungguh kurelakan ia, meski taruhannya nanti kami tak  akan bersama..
Namun kumohon Tuhan, jangan kau palingkan cinta-Mu dariku
Jangan Tuhanku, Kumohon jangan…..
Biarkan kutebus semuanya. semua salahku, semua khilafku..
Yang tak mampu menjaga hatiku, yang telah membuat-Mu cemburu
Tolong biarkan aku menebusnya..

Tuhaann..
Sungguh,, aku ikhlaskan dia, aku relakan dia,
Aku akan mulai menghapus semua jejaknya yang tertinggal dalam hatiku.
Sebagai gantinya. Semua hari yang pernah aku habiskan hanya untuk memikirkannya, akan kuganti dengan hari – hari yang penuh dengan munajat pada-Mu

Sungguh maaf Tuhaan, sungguh maaf.
Semuanya akan berubah mulai sekarang.
Semuanya akan berubah mulai sekarang.
Semuanya akan berubah mulai sekarang.
Aku janji! 

Rabu, 24 September 2014

^^

Sore itu pukul 4 lewat, aku keluar dari rumahku. Ini kali ketiga aku akan mengunjungi pondok tempat aku nantinya akan menuntut ilmu. Tak terkira gugupnya saat sampai disana, “haahh” kuhela nafasku.
Minggu tadi tanggal 21 september, aku sempat berkujung ke sini. Bertanya – Tanya lalu melihat aktifitas mereka. Membayangkan para peserta MTQ saja sudah membuatku bahagia, apalagi… “ah sungguh indah!”
Mimpi pun dimulai…. ^^

Entah Siapa-,

Aku baru sadar betapa rapuhnya hati ini.
Hanya beberapa menit yang singkat, aku bahkan langsung mengagumimu
Karna rupa, kah?
Ah tidak, bahkan wajahmu pun tak nampak. Ku yakin kau sungguh setia dengan sorban dan penutup wajahmu
Karna tulisanmu kah?
Ah tidak, itu bahkan tulisan biasa. Seperti tulisan orang – orang pada umumnya
Karna kita pernah bertemu kah?
Ah tidak, kau dan aku bahkan tak saling kenal
sungguh, ini begitu menyejukkan.

Kau benar – benar misterius.
Sungguh ninja yang misterius….

Benarlah…  walau bumi tak bersudut, namun tentara Allah tersebesar disetiap sudutnya
Benarlah… jika kita terus mencari, maka Allah akan permudahkan langkah ini

Sungguh saudaraku,
Aku hanya sebentar berselancar di profilmu, namun ketulusan dakwahmu telah sampai pada hati kecilku

Sungguh saudaraku,
Kau membuatku semakin mencintai agama ini

Maaf jika aku lancang,
Namun sungguh… cerita hidupmu dan pengalamanmu telah sadarkan aku
Aku sungguh tersentuh.

Aku tak tahu siapa keempat orang yang telah meninggal itu, tentang mushaf  yang selalu membuatmu menangis, tentang sorban dan penutup wajah itu, tentang kau dan kemisteriusanmu, aku tak pernah tahu.

Yang aku tahu, rasa tulusmu untuk agama ini, lalu kestiaan yang kau miliki untuk Tuhanmu telah buat aku tersadar. Sungguh sadar hingga rasa malu itu mencuat sampai ke ubun – ubunku

Jika kau iklhaskan jiwa ragamu pada sang kuasa.
Bagaimana bisa aku berleha – leha di bumi nan fana ini?
Sungguh… dan sungguh kau telah bantu aku
Sungguh… dan sungguh kau telah kembalikan aku

Semoga Allah hadiahkah bidadari nan sholehah untukmu ^^

Ma'assalamah

Ma’assalamah!
Hanya itu yang dapat kusampaikan. Entah kau dapat membacanya atau tidak. setidaknya kekata yang kutulis itu sedikit menenangkan hatiku. Bukankah pernah kuceritakan padamu tentang bagaimana aku bisa mencintaimu?
Kau lelaki pertama yang membuatku benar – benar terkagum akan tingkahmu.
Entah kapan, dan bagaimana caranya, yang kutahu Ma’assalamah! Sampai jumpa!
Bila tiba masanya, kuyakin… kau… - Lelaki bermata indahku akan kutemui di penghujung penantianku.

Ma’assalamah!
Maaf atas rasaku, khilafku, lalu kekagumanku yang pernah singgah dihatimu
Maaf atas hati yang terlalu mudah berjatuh kagum

Tertanda aku, yang pernah menjatuhkan pandang pada mata indahmu J

Kamis, 11 September 2014

Biasakan!

Tolong jangan cemaskan aku, aku baik – baik saja.
Semuanya masih sama, tak usah merasa bersalah.
Apa yang kau Tanya, hanya akan mengangakan luka yang ada.
Biarkan semua kisah lama, lalu kita sama – sama terbiasa.
Aku dengan hidupku, lalu kamu dengan hidupmu.
Bukankah dulunya kita seperti itu?

Rabu, 10 September 2014

NGISENG!



4 tahun bukanlah waktu yang singkat. Tentu bukan pertimbangan yang mudah ketika aku katakan “aku menyukaimu” dan bukan pula hal yang mudah ketika aku putuskan untuk menjauhimu. Mengingat hanya satu  sampai dua kali dalam rentan waktu setahun kita dapat berkomunikasi, itu pun hanya pada malam hari pada waktu tertentu.

Semoga ini yang terbaik buat kau dan aku. Bukankah tulang rusuk takkan tertukar?
Aku akan benahi hidupku, akhlakku, dan keimananku.
Jika itu membawa kebaikan bagi kau dan aku, janji Allah pasti “yang baik untuk yang baik pula”
Aku mungkin akan menghapus semua rasa dihati.
Tapi memorinya? Tak bisa kujamin semua itu akan pergi.
Mungkin kau akan merasakan hal yang sama seperti apa yang aku rasakan. Tapi tenanglah, janji Allah itu pasti.

Terlalu banyak yang aaku kecewakan. Tuhan dan keluargaku tentunya. Kau tahu betapa aku ingin menjadi seorang dokter? –aku akan berfokus pada cita – citaku lalu pada mimpi – mimpiku.
Kau tahu betapa aku ingin hadiahkan mahkota cahaya untuk mama dan papa? Bukankah mimpi kita sama? – Surga terindah buat mereka tentunya. Maka tak salah jika aku ingin menjauhimu, agar kau dan aku dapat berfokus pada semua hal baik lainnya.

#Aku tak melupakanmu. Sungguh! Aku hanya sedikit menjauh lalu membuang semua rasa itu. Hingga kapan? hingga nanti jika Allah katakan bahwa kau dan aku telah sah menjadi kita.
#suatu hari nantinya, mungkin saja kita akan KKN bersama. Kau tahu dimana? Dilangit merah saga itu. Ditanah penuh darah dengan rerumput surga. Kau mau kan? Jika ia, kitab tercinta itu harus diluar kepala. Siap kesatria bintang? Pasti! `Palestin tunggu kami~