Kamis, 27 Februari 2014

Suratku untukmu

Bintang hatiku,..
Kuterbangkan samarmu lewat angin yang dibawa kemarau,

Bintang hatiku,..
Kuhanyutkan sebuah harap yang dulu pernah kugantung padamu,

Bintang hatiku,..
Ku biarkan rasaku padamu menguap,
Agar aku tak lagi bersandar padamu.

Bukan aku tak melihatmu, (Pada sebuah masa)
Bukan pula ingin bermusuh padamu,
Yang aku ingin hanya jaga hatiku,
Sehingga jadi yang terbaik untukmu,

Bukan jarak pisah kan kita,
Bukan laut jauh kan kita,
Bukan pula hujan yang galaukan hati kita,
Tapi tuhan sedang uji kita dengan sebuh perkara,
Perkara rumit yang akan mengikatkan kita pada sehelai benang merah

Bukan aku tak rindu kamu,
Bukan aku tak sayang padamu,
Yang aku ingin kita tak saling merindu,
Sehingga tuhan tak benci pada kau dan aku

Bintang hatiku..,
Siapa pun kamu,
Dimana pun kamu,
Dan kapan pun saatnya..
Aku...
Akan slalu menjaga rasaku untukmu
Hingga nanti,
Pada sebuah masa,
Ketika kau lelah mencariku,
Ketika aku merindu hingga kering mengerontangkan kalbu
Tuhan akan sampaikan “Aku Halalkan Kalian karena hati yang selalu terjaga”

Bintang hatiku,
Walau aku tak pernah tahu siapa namamu,
Kupinta agar kau Jaga hatimu baik – baik,
Agar ia tak secuil pun ternodai..

Bintang hatiku,
Kutitip doaku untukmu pada Tuhan di lembar Laughul Mahfudz
Semoga Kaulah yang ku butuhkan, meski kau tak seperti yang kuharapkan.

Beginilah nantinya kita dipertemukan.....
wahai engkau Bintang yang dijatuhkan Tuhan untukku... ~SAN-


 Muhasabah diri,
Palembang, 27 Februari 2014. 16.26
Coretan - coretan tinta

Rabu, 26 Februari 2014

Sebuah Karya (26 Februari 2014)

with
Damara Grani Arifa

Dimulai pas pelajaran matematika, 
awalnya sih kita berdua semangat waktu disuruh ngitung - ngitung.

Kertas awal yang masih bersih :
 ceritanya sih, lagi rajin - rajinnya gitu. jadi pas di suruh ngerjain soal semangatnya luar biasa.

Kertas Penuh coretan:

Rajin ya ^_^
 Semangat 45. sudah beberapa soal berhasil kami lahap. ^_^

Sumpah! Rajiiinn bangeett!!
 Tapi lama kelamaan..
JENG!!.. JENG!!!
kertas penuh ANGKA disulap menjadi penuh WARNA
 
S:  "Dam. otak aku tesumbet, nak tedok e".
D :"samo sripa, ngantuk nian -_- mano pacak mikir"
S: "dama ngapoi?"
D: "ngambar
S: "gambarin cewek-cowok maen bola dam"
D: (gambar)
S: "gambarin minion jugo"
D: "tes di kertas laen dulu ye"
S: "hahaa.. itu bukan minion tapi plankton. pacak gambar Patrik jugo dak?"
.................

setelah diskusi berjam - jam
Jeng!! Jeng!!
 
Hasil gambar :
SELESAI ^_^

Minggu, 09 Februari 2014

Rinai (SAN)

Dibawah rintikan gerimis, ia undang aku tuk kembali menjelajah masa lalu. masa dimana ketika aku tak menggunakan kewarasanku tuk mencintaimu. masa dimana ketika logika tak  kujalankan ketika aku mendengar suaramu. masa dimana hanya ada kau dan aku,-kau dan aku-dua insan tolol yang terjebak dalam lingkaran kebodohan, saat kita berucap tuk saling menunggu. Menunggu?-saling berharap tentunya. jarak memang pilihan terbaik untuk kita, agar kita tak kembali pada kebodohan dilingkaran yang sama sekali tak menggunakan kewarasan.

Rinaiku,
Kau jangan khawatirkan aku, dan aku pun tak akan mengkhawatirkanmu. karena jika kita berdua adalah rusuk dan penopang yang pas, maka dimanapun dan kapan pun-Takdirlah yang akan menjemput kita lalu mempertemukan kita pada sebuah muara yang kueja dengan huruf C-I-N-T-A = Cinta.

Rinaiku,
Kau ingat ucapanku saat itu?
"Tenaanglaahh... aku adalah pelupa yang akut, dengan bergulirnya waktu memoriku tentangmu  akan dengan mudah menghilang".
Kau tahu Rinaiku,.
Jujur ku kukatakan bahwa aku memang pelupa yang akut. Namun semua tentangmu, mengubah pandangan dari memoriku menjadi -Aku Pengingat yang tajam-.. jika aku pengingat yang tajam, bagaimana bisa kuhapus semua memori tentangmu? bagi otakku, kau adalah barang berharga yang haram untuk dijamah, sehingga ketika mereka akan menghapusmu-, justru mereka membuat semua ingatan tentangmu berganti menjadi _Permanen_

Rinaiku,
Kembali kukatakan, masih ingatkah kau dengan perkataanku yang satu ini?
"Aku akan terbiasaa... Semuanya akan sangat mudah kulalui, bahkan kurasa waktu bertahun - tahun tanpamu pun aku kan sanggup tuk jalani"
Rinaiku,.. satu fakta lagi yang harus kau tahu.
jika aku sudah terbiasa akan hadirmu... maka, bagaimana mungkin dengan mudah kujalani hari tanpa dirimu? sungguh aku kembali berbohong. kau tahu kan, _mengubah suatu kebiasaan sama sulitnya dengan meluruskan kayu bengkok yang telah lapuk_ #hatiku perih tergores sembilu

Rinaiku...
kau sudah mengerti, bukan?
mencari puing memori yang lama menghilang sama sulitnya dengan mencari butiran garam di air tawar. kuharap aku tak akan pernah membuangmu dalam kertas memoriku.

Rinaiku..
jika sembilu yang kini tergores, bisa membuat kau kembali tersenyum tepat dihadapanku.,- maka kau tabur sembilu luka ini dengan garam pun aku sanggup tuk menahannya
Aku Rindu kau Ri-Na-i ku.

Palembang, 9 Februari 2014. 06.30
Disudut ruang bisu, Kamarku.
_SAN-

Rabu, 05 Februari 2014

KAU


                               



Tidakkah sedikit saja kau buat nafasku menjadi legah?
ahhh..! aku memang tak berhak atas apa pun yang ada padamu,
Tapi sunguh! Tidakkah kau sadar jika cara baikmu itu, buat dadaku sesak. #Sesak- Sesesak – sesaknya?
Haruskah kau berpura – pura tak tau, saat aku mulai mengenalmu.
Haruskah kau hilangkan namamu dalam otakku, ketika memori itu mendarah dagingkan hatiku?

Ayoolaah! Jangan kau buat kerumitan dalam kosa kataku, yang pada menit berikutnya buatku jadi keluh.
Aku menunggunya- Lalu kau katakan jika aku curi seberkas memori di sela otakmu.
Aku harapkanmu- Lalu kau katakan, kita tak mungkin bersatu karena dia lebih berarti bagiku.
kalian buat lingkaran rumit, yang bahkan lebih rumit dari rajutan jaring spider.
Kau-Aku-dan Dia.
mungkinkah ini hanya sebuah permaianan yang kalian buat? Jika iya, maka aku sudah terlalu lama dibuat bingung oleh permainan ini.

Terlebih dari rasaku padanya. Didalam keminusan logikaku, Kukatakan jika kau pernah curi sebagian memori di otakku. Kau curi-selipkan namamu-dan itu menyesakkan! Sungguh menyesakkan