Rinaiku,
Kau jangan khawatirkan aku, dan aku pun tak akan mengkhawatirkanmu. karena jika kita berdua adalah rusuk dan penopang yang pas, maka dimanapun dan kapan pun-Takdirlah yang akan menjemput kita lalu mempertemukan kita pada sebuah muara yang kueja dengan huruf C-I-N-T-A = Cinta.
Rinaiku,
Kau ingat ucapanku saat itu?
"Tenaanglaahh... aku adalah pelupa yang akut, dengan bergulirnya waktu memoriku tentangmu akan dengan mudah menghilang".
Kau tahu Rinaiku,.
Jujur ku kukatakan bahwa aku memang pelupa yang akut. Namun semua tentangmu, mengubah pandangan dari memoriku menjadi -Aku Pengingat yang tajam-.. jika aku pengingat yang tajam, bagaimana bisa kuhapus semua memori tentangmu? bagi otakku, kau adalah barang berharga yang haram untuk dijamah, sehingga ketika mereka akan menghapusmu-, justru mereka membuat semua ingatan tentangmu berganti menjadi _Permanen_
Rinaiku,
Kembali kukatakan, masih ingatkah kau dengan perkataanku yang satu ini?
"Aku akan terbiasaa... Semuanya akan sangat mudah kulalui, bahkan kurasa waktu bertahun - tahun tanpamu pun aku kan sanggup tuk jalani"
Rinaiku,.. satu fakta lagi yang harus kau tahu.
jika aku sudah terbiasa akan hadirmu... maka, bagaimana mungkin dengan mudah kujalani hari tanpa dirimu? sungguh aku kembali berbohong. kau tahu kan, _mengubah suatu kebiasaan sama sulitnya dengan meluruskan kayu bengkok yang telah lapuk_ #hatiku perih tergores sembilu
Rinaiku...
kau sudah mengerti, bukan?
mencari puing memori yang lama menghilang sama sulitnya dengan mencari butiran garam di air tawar. kuharap aku tak akan pernah membuangmu dalam kertas memoriku.
Rinaiku..
jika sembilu yang kini tergores, bisa membuat kau kembali tersenyum tepat dihadapanku.,- maka kau tabur sembilu luka ini dengan garam pun aku sanggup tuk menahannya
Aku Rindu kau Ri-Na-i ku.
Palembang, 9 Februari 2014. 06.30
Disudut ruang bisu, Kamarku.
_SAN-
_SAN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar