Jumat, 06 Desember 2013

Goresan Tinta



Sikecil yang membawa kebesaaran-Nya
                                      
Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan manfaat yang menyertainya

Lebah,
Taukah engkau kawan bagaimana Tuhan menegur kita?
Pernahkah kita berfikir bahwasannya Sikecil ini ajarkan kita makna hidup yang sesungguhnya?
Dan pernahkah kita berfikir bagaimana cara Sikecil ini memulai hidup dengan sesuatu yang besar?
Aahhh! Kita terlalu Egois kawan. Benar – benar Egois. Bahkan hanya untuk memikirkan hal sesepeleh itu.

Harapan, mimpi, hati, dan kehidupan. Semuanya berlebelkan nama kita.
Hanya kita, dan kita. Tak ada yang lain dan tak boleh ada yang lain.
Kita yang terpenting bukan orang lain. Itulah ke-Egoisan kita.
Pernahkah kita berfikir tentang orang lain? Berfikir untuk memulai kehidupan dan kekompakkan dengan orang lain? Atau menengok sejenak untuk bertegur sapa dan menyematkan salam ke dalam hati orang lain?
Pernahkah. Pernahkah? Pernahkah! Pernahkah!!!
Tidak kawan. Tidak!
Kita hanya disibukkan dengan keingin diri kita sendiri, diri kita yang lebih unggul dari pada yang lain. Diri kita yang lebih di hormati dari pada yang lain. Padahal kita tak  akan mampu hidup tanpa orang lain.

Inilah kabar terkini Indonesia. Sebuah negeri tropis yang berisikan orang – orang Egois.
Andai kita dapat menengok sedikit saja, kehidupan dunia lebah. Tentulah kita akan malu dibuatnya.
Andai kita dapat menyelami sedikit saja, ketulusan dan keikhlasan para pekerjaa di dunia lebah. Sekali lagi kita akan malu dibuatnya.
Andai kita dapat sedikit saja belajar dari padanya dan meninggalkan sedikit saja ke-Egoan kita maka akan kita temukan kekuatan dibalik tabir Si kecil ini. Lagi – lagi kita akan malu dibuatnya.
Jikalau mereka dapat mengerahkan beribu koloni dalam pembuatan sarang lebah yang Indah. Kenapa kita tidak mencobanya di sarang kita sendiri. Manusia.

Kita berakal dan memiliki fikiran kawan. Itulah yang membedakan kita dari pada mereka. Para lebah.
Hanya saja kita sering tidak memiliki akal ketika kita berfikir. Dan heeyy!! Mereka saja yang tak dikaruniakaan akal oleh-Nya bisa bersatu padu membangun Negeri lebah yang utuh dengan penuh kedaamaian didalamnya. Bagaimana dengan Negeri kita kawan?? Sudahkah menjadi Negeri yang nyaman? Mereka saja dengan ikhlas bahu - membahu menyiapkan makanan dimusim dingin. Dan ajaibnya, mereka persiapkan makanan bukan hanya untuk diri mereka sendiri tetapi untuk yang lain|saudaranya sesama lebah|. Dan bagaimana dengan kita kawan? Sudahkah kita berfikir tentang makanan yang dimiliki oleh saudara – saudara kita?. Mengapa  Pertikaian dan kelaparan masih menjadi masalah di Negeri ini. Andai saja kita dapat membuat Negeri Impian bagaikan kehidupan disarang lebah, mungkin tak akan berkecamuk masalah yang menggandrungi Negeri ini.
Jikalau sikecil kuning dengan garis – garis hitam dan sengatannya ini dapat bermanfaat bagi orang lain. Kenapa kita tidak??. Apabila potensi yang dimilikinya mulai dari hidup, madu, air liur, sengatannya bahkan dengan kaki kecilnya dapat membantu tumbuhan melakukan penyerbukan dan bahwa setiap jengkal tubuhnya benar – benar memiiki manfaat yang besar. Apalagi yang bisa kita katakan? Kenapa kita dengan segala kesempurnaan dan potensi diri tak dapat menjadi orang  yang bermanfaat seperti sama halnya lebah?

Jikalu dengan hidup dan nyawa mereka, mereka lindungi sang Ratu. Kenapa kita tidak? Ibu kita adalah Ratu kehidupan di dalam koloni kita, bangsa manusia. Apakah kita telah melindungi Ratu tercinta kita dengan pengorbanan nyawa? Ingatkah saat kita membantah atau memarah – marahi ibu kita? Dan ingatkah bagaimana cara kita menyematkan duri sehingga membuatnya menangis?. Ayolaah kawaaan! Tanpa kita sadari, ditengah malam deras, dingin, sunyi dan senyap. Ia tangkupkan kedua tangan berharap Tuhan berikan yang terbaik buat kita. Berharap agar Tuhan menghilangkan duri yang mengganjal disetiap langkah kaki dan perjalanan panjang nan berkelok yang kita lalui. Berharap agar  kita dapat tidur dengan tenang meskipun dengan masalah yang menyelimuti. Pernahkah kita berfikir, bahwasannya dirinya sendiri tidak tidur hanya untuk mendoakan kita? Mendoakan kita, anak – anaknya.

Tak pernah ada dendam kawan, tak pernah. Dan tak akan pernah ada.  Bahkan jika seandainya kawat berduri dengan racun yang telah dilumuri kita sematkan pada sekat – sekat hatinya, ia akan dengan ikhlas mencabut keperihan itu satu persatu dengan cinta dan ketulusan hatinya. Jika aku berfikir saat ini, aku benar – benar banyak belajar dari kehidupan koloninya. Buka mata. Buka hati. Jangan pernah berfikir dapat menakhlukkan guncangan badai denga tangan sendiri. Tersenyumlah, genggam tangan orang – orang di sekeliling kita.  Satukan tujuan makan akan tercipta Negeri Indah, seindah Negeri di Koloninya. Kita telah banyak belajar dari padanya (Lebah).

#_SAN_  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar