Jumat, 21 Agustus 2015

Hasan Al-Bana.

Sample Imageaktivis gerakan Islam Mesir modern. Bagaimana kiprahnya dalam keluarga, perannya dalam rumah tangga, dan sikapnya kepada istri dan anak-anak, menarik kita simak. Berikut petikan dari buku Cinta di Rumah Hasan al-Banna‘ untuk para ayah.
1.Hasan al-Banna‘ selalu berusaha makan bersama anak-anaknya di rumah. Suasana makan bersama itulah diantara detik-detik penuh kenangan bagi anak-anaknya.
2.Tak ada suara keras di rumahnya. Hasan al-Banna mempunyai peta perhatian yang menyeluruh terhadap anak-anaknya. Anak-anaknya tidak pernah merasakan adanya beban kegiatan yang dirasakan ayahnya selama di rumah. Semuanya berjalan sesuai apa yang dicontohkan Rasulullah SAW.
3.Meskipun sangat sibuk, Hasan Al-Banna selalu berusaha menemani anak-anaknya di saat mereka melewati masa liburan. Beliau selalu menggantikan waktu yang ia khususkan untuk keluarga dengan waktu lain bila beliau harus pergi.
4.Selalu melakukan perencanaan yang baik untuk semua anaknya, menjaga proses pelaksanaan rencana itu dalam sebuah map yang berisi seluruh masalah anak yang penting diperhatikan. Seperti tanggal dan sejarah kelahiran, nomor kelahiran, schedule pemberian obat dan makanan, surat keterangan dokter, keterangan atau catatan tentang kondisi sakit secara detail, ijazah anak-anak, catatan seputar prestasi anak di sekolah dan lain-lain.
5.Jika seorang anak merasa bahwa dirinya adalah nomor satu dalam hati orang tuanya, itu adalah modal utama keberhasilan dalam mendidik anak. Efek dari sikap itu adalah kecintaan dan keterikatan sangat kuat antara anak-anaknya kepada ayahnya.
6.Seimbang dalam memberi setiap hak pada tempatnya. Seorang anak yang melilhat bahwa ia ada dalam lingkup perhatian dan perawatan yang baik juga pemberian yang istimewa dari orang tua, pasti anak-anak akan memberikan loyalitas, dukungan penuh, kecintaan, ketaatan kepada orang tuanya. Hasan al-Banna juga mempunyai catatan sendiri tentang kebutuhan bulanan rumah mereka. Itu karena beliau tahu istrinya sangat sibuk mengurus rumah.
7.Ada uang jajan harian, mingguan dan bulanan. Hasan Al Banna memberikan uang jajan lebih besar karena ingin memberikan kepuasan kepada anak-anaknya, karena perasaan seorang anak yang tidak memperoleh sesuatu itu baginya sangat sulit.
8.Mendidik anak-anak agar bermanfaat buat orang lain. Dimulai dengan cara sederhana yaitu, mengajarkan anak-anak berinfaq di jalan Allah SWT. Anak-anak diberikan uang tiap hari jum’at khusus untuk diinfaqkan. Dan mengirimkan orang untuk memperhatikan apakah anaknya benar menginfaqkan uang yang diberikan itu.
9.Melatih anak untuk belajar bagaimana memenej kehidupan, bagaimana menciptakan kesuksesan, agar mereka tidak terhempas oleh topan kegagalan dan kesia-siaan setelah kepergian orang tuanya.
10.Menasehati tidak secara langsung. Anak dilatih untuk membuat keputusannya sendiri, bukan karena suruhan atau tekanan pihak lain.
11.Menyemai cinta dengan contoh langsung. Mengajarkan secara langsung dan bukan hanya dengan perkataan saja dan menyampaikan semuanya dengan cinta. Memberi arahan, nasehat, memerintah dan melarang tidak menjamin kesuksesan dalam mendidik. Menuntun tangan anak untuk melakukan sesuatu sekaligus menjelaskan caranya, dengan kecintaan dan kehati-hatian, serta latihan untuk menerapkannya.
12.Melandaskan pembinaan melalui metode tidak langsung, metode menyampaikan tanpa meminta. Anak-anak diajarkan tentang sesuatu, melalui contoh langsung dari orang tua mereka.
13.Berinteraksi secara wajar dengan  lingkungan. Mendidik anak berinteraksi secara sosial sewajarnya akan membentuk anak menjadi anak yang soleh secara pribadi dan secara sosial.
14.Keterlibatan yang bijaksana. Ayah yang berhasil mendidik anak adalah yang selalu mengevaluasi anaknya dalam setiap ruang.
15.Hasan al-Banna mengangkat putri tertua sebagai sekertaris yang turut hadir dalam pertemuan dengan akhwat.
16.Rak-rak buku yang menjadi saksi. Memperhatikan pendidikan dari sisi wawasan ilmu anak-anaknya. Membuat perpustakaan khusus untuk anak-anak dan memberikan uang bulanan untuk membeli buku-buku.
17.Menemani anak semasa bermain. Anak yang dapat kesempatan bermain dan bercanda dengan orang tuanya akan hidup dalam suasana yang menggembirakan, jauh dari sikap kasar dan bisa tumbuh besar menjadi sikap yang baik.
18.Berupaya menyenangkan hati anak, menenangkannya, mencerahkan pikirannya, meyisipkan kebahagiaan dalam hati mereka. Ayah yang sukses adalah yang selalu menghapus air mata anaknya dan mengusir kesedihan dalam hati anaknya.
Banyak aspek-aspek pendidikan dari ayah yang tidak bisa didelegasikan ke ibu. Seperti kedisiplinan, jiwa pemimpin, keterampilan seperti cara berpikir, pemecahan masalah dan lain sebagainya.
Semoga semua ayah memperhatikan hal ini. Jangan sampai karena alasan kesibukan di luar sehingga mengabaikan tanggung jawab sebagai pemimpin dalam rumah tangga.
Semoga bermanfaat.

Copas dari :http://www.ummi-online.com/meneladani-figur-ayah-dari-hasan-albanna.html#.VVmm14wrKh4.wordpress

Tidak ada komentar:

Posting Komentar